Dongeng Anak Indonesia - Cerita Kakek Tua Yang Baik Hati
Blog dongeng anak indonesia kali akan bercerita tentang seorang kakek tua yang baik hatinya. Dikisahkan dalam dongeng anak ini tinggalah seorang kakek tua sendiri di sebuah rumah tua yang berada di lereng sebuah gunung. Kakek ini tidak memiliki anak maupun cucu. Hidupnya sehari-hari hanya menggantungkan kepada kebun yang ada di sebelah rumahnya. Ternyata sang kakek adalah seorang petani bunga.
Dari hasil berkebun bunga tersebut, sang kakek hanya bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dengan penuh semangat yang tersisa dalam kehidupannya kakek tersebut mampu turun naik bukit untuk mengambil sisa-sisa ranting pohon untuk dijadikan kayu bakar.
Pada suatu hari sang kakek jatuh sakit, karena tidak ada seorangpun yang menolong kakek, akhirnya si kakek jalan sendiri menuruni bukit untuk mencari seorang tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya.
Ditengah jalan, si kakek berpapasan dengan seorang petani yang sedang duduk di pinggir jalan. Petani tersebut ternyata sedang memegangi perut sambil merintih kesakitan.
Si kakek tidak kuasa melihat si petani yang sedang merintih di pinggir jalan. "Kenapa kisanak?, apa yang sedang kau lakukan?" tanya si kakek kepada si petani. "Aduh....perutku sakit sekali, sudah 2 hari aku belum makan, akibat tanamanku tidak ada yang bisa menghasilkan" jawab si petani pada si kakek.
"Ambillah makanan yang aku bawa ini" kata si kakek sambil menyodorkan bungkusan makanan yang ia bawa untuk di perjalanan menuju tabib di kampung seberang. "Terima kasih, kek....kau sungguh baik sekali dan berhati mulia".
"Sudahlah, cepat makan makanan itu agar perutmu tidak sakit lagi" jawab si kakek menyuruh petani untuk memamakan makanan yang ia berikan.
"Terima kasih, kek" jawab petani, "Mohon pesanku, ambillah cangkul ini sebagai rasa terima kasihku, tolong jangan kau tolak pemberianku" sang petani memohon kepada si kakek.
"Baiklah, kalau itu maumu, aku bawa cangkul milikmu" kata si kakek, lalu kakek itu pamit kepada petani yang sudah memakan bungkusan makanan milik kakek tersebut.
Cangkul tersebut di bungkus dengan kain oleh si kakek, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke dusun seberang menemui tabib yang bisa mengobati sakitnya.
Namun di perjalanan si kakek merasa beban cangkul yang ia bungkus dan dibawanya menjadi sangat berat sekali. Ia penasaran kenapa cangkul yang ia bawa menjadi berat. Kemudian ia mencari tempat berteduh dan mulai membuka bungkusan cangkul tersebut.
"Hah...emas.!,..cangkul emas.??, kenapa cangkul ini berubah menjadi sebongkah emas?" si kakek terbelalak melihat cangkul yang ia bawa menjadi sebongkah emas yang sangat besar. Si kakekpun mengetahui bahwa petani yang ia tolong pasti bukan sembarang petani.
Kemudian si kakek segera membawa emas itu dan membagikannya kepada masyarakat yang ada di dusun terdekat. Orang-orang menjadi sangat senang atas pemberian emas sang kakek, dan akhirnya si Kakek di tolong oleh tabib dan tak lama kemudian si kakek pun sembuh dan menjadi kepala desa di dusunnya.
Hikmah dari dongeng anak indonesia kali ini adalah kita harus tetap menolong orang walaupun kita sendiri merasa perlu ditolong orang lain. Semoga dongeng anak indonesia bisa membawa manfaat kepada adik-adik semua.
Dari hasil berkebun bunga tersebut, sang kakek hanya bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dengan penuh semangat yang tersisa dalam kehidupannya kakek tersebut mampu turun naik bukit untuk mengambil sisa-sisa ranting pohon untuk dijadikan kayu bakar.
Pada suatu hari sang kakek jatuh sakit, karena tidak ada seorangpun yang menolong kakek, akhirnya si kakek jalan sendiri menuruni bukit untuk mencari seorang tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya.
Ditengah jalan, si kakek berpapasan dengan seorang petani yang sedang duduk di pinggir jalan. Petani tersebut ternyata sedang memegangi perut sambil merintih kesakitan.
Si kakek tidak kuasa melihat si petani yang sedang merintih di pinggir jalan. "Kenapa kisanak?, apa yang sedang kau lakukan?" tanya si kakek kepada si petani. "Aduh....perutku sakit sekali, sudah 2 hari aku belum makan, akibat tanamanku tidak ada yang bisa menghasilkan" jawab si petani pada si kakek.
"Ambillah makanan yang aku bawa ini" kata si kakek sambil menyodorkan bungkusan makanan yang ia bawa untuk di perjalanan menuju tabib di kampung seberang. "Terima kasih, kek....kau sungguh baik sekali dan berhati mulia".
"Sudahlah, cepat makan makanan itu agar perutmu tidak sakit lagi" jawab si kakek menyuruh petani untuk memamakan makanan yang ia berikan.
"Terima kasih, kek" jawab petani, "Mohon pesanku, ambillah cangkul ini sebagai rasa terima kasihku, tolong jangan kau tolak pemberianku" sang petani memohon kepada si kakek.
"Baiklah, kalau itu maumu, aku bawa cangkul milikmu" kata si kakek, lalu kakek itu pamit kepada petani yang sudah memakan bungkusan makanan milik kakek tersebut.
Cangkul tersebut di bungkus dengan kain oleh si kakek, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke dusun seberang menemui tabib yang bisa mengobati sakitnya.
Namun di perjalanan si kakek merasa beban cangkul yang ia bungkus dan dibawanya menjadi sangat berat sekali. Ia penasaran kenapa cangkul yang ia bawa menjadi berat. Kemudian ia mencari tempat berteduh dan mulai membuka bungkusan cangkul tersebut.
"Hah...emas.!,..cangkul emas.??, kenapa cangkul ini berubah menjadi sebongkah emas?" si kakek terbelalak melihat cangkul yang ia bawa menjadi sebongkah emas yang sangat besar. Si kakekpun mengetahui bahwa petani yang ia tolong pasti bukan sembarang petani.
Kemudian si kakek segera membawa emas itu dan membagikannya kepada masyarakat yang ada di dusun terdekat. Orang-orang menjadi sangat senang atas pemberian emas sang kakek, dan akhirnya si Kakek di tolong oleh tabib dan tak lama kemudian si kakek pun sembuh dan menjadi kepala desa di dusunnya.
Hikmah dari dongeng anak indonesia kali ini adalah kita harus tetap menolong orang walaupun kita sendiri merasa perlu ditolong orang lain. Semoga dongeng anak indonesia bisa membawa manfaat kepada adik-adik semua.
Post a Comment for "Dongeng Anak Indonesia - Cerita Kakek Tua Yang Baik Hati"